Profil Puteri Kebudayaan Lampung 2020 Cut Trimaha Rany

Penulis: Kiki Novilia
Editor: heri sulis
Puteri Kebudayaan Lampung 2020, Cut Trimaha Rany.

TRIBUNLAMPUNGWIKI.COM, BANDAR LAMPUNG - Cut Trimaha Rany merupakan Puteri Kebudayaan Lampung 2020.

Perempuan kelahiran Kalibalangan, 4 Agustus 2001 ini terjun ke dunia peagent atas dasar saran dari kenalannya.

"Dia atasan aku, trus bilang siapa tau jadi rezeki ku," ucap Cut Trimaha Rany kepada Tribunlampungwiki.com, Jumat, 22 Januari 2021.

Bangun Karier

Puteri Kebudayaan Lampung 2020, Cut Trimaha Rany. (Instagram @cuttm_)

Cut mengatakan, alasannya tertarik di dunia peagent adalah masa depan karier yang cemerlang.

Beratnya tekanan dan kompetensi yang dimiliki menjadi modal untuk melangkah ke depan.

"Orang udah tau kemampuan kita, jadi nilai plus di dunia kerja," katanya.

Tingginya standar cantik di dalamnya juga ia yakini bisa mempermudah mencari tambatan hati.

"Kalau peagent kan cantik, badannya bagus, jadi mudah cari jodoh," sambungnya sembari tertawa.

Adapun alasannya memilih bidang kebudayaan adalah kedinamisan yang ada di dalamnya.

"Luas banget cakupannya, jadi knowledgenya juga bagus," imbuhnya.

Cut kemudian mengikuti rangkaian seleksi di tingkat provinsi.

Pesaingnya kala itu mencapai 200 orang.

Satu persatu gugur melewati tahap penyortiran berkas, roadshow ke sekolah dan universitas, interview, hingga akhirnya sampai karantina.

"Karena pandemi, jadi kemarin kita pulang pergi," ucapnya.

Turun 15 Kg

Putera-Puteri Kebudayaan Lampung merupakan ajang peagent pertama bagi Cut.

Ia mengaku, harus melalui perjalanan panjang untuk bisa meraih gelar tersebut.

Dulu, mahasiswi semester 3 UIN RIL tersebut merupakan sosok yang tomboy.

Mulai dari penampilan, cara berjalan hingga bicara, ia katakan sangat tomboy.

"Manjat pager juga sering banget," katanya sambil tertawa.

Seiring berjalannya waktu, ia memutuskan untuk menjadi lebih anggun layaknya peserta ajang peagent lainnya.

"Menyesuaikan diri biar feminim," ucap dia.

Persiapan lainnya yang tak kalah berat adalah menurunkan berat badan.

Cut yang ketika itu berbobot 83 kg, sempat dibully oleh warganet.

Dirinya dinilai tak sesuai dengan standar kecantikan di masyarakat.

"Pas pertama kali photoshoot, banjir banget komentar negatif," ucapnya.

Body shamming tersebut praktis membuatnya terkejut.

"Aku yang dulu hidupnya aman aman aja, kok sekarang orang-orang pada hujat tubuh aku," ujarnya.

Tak tunggu waktu lama, mahasiswi semester 3 UIN RIL ini segera mencari solusi.

"Aku diet, olahraga, yoga, konsultasi ke dokter," ucapnya.

Asupan makannya amat dibatasi.

Selama sebulan penuh hanya makan lemak sapi.

"Awalnya enak, tapi lama-lama kan jadi enek juga," kata dia.

Dalam waktu 3 bulan, Cut akhirnya bisa menurunkan berat badan sebanyak 15 kilogram.

Tinggi Adalah Kunci

Puteri Kebudayaan Lampung 2020, Cut Trimaha Rany. (Instagram @cuttm_)

Unggul di tingkat provinsi, Cut praktis maju di tingkat nasional.

Persiapannya tak main-main.

Ia belajar lebih dalam terkait kebudayaan di Indonesia dan memoles diri sebaik mungkin.

"Transformasi besar-besaran tubuh aku," sambungnya.

Sempat ada perasaan minder kala dirinya melihat peserta lain yang lebih cantik serta ramping.

Seperti peserta yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Mukanya cantik banget, khas timur trus dipadukan dengan modern," ucapnya.

Belum lagi dukungan luar biasa yang juga diberikan oleh sang pemerintah daerah.

"Supportnya gila-gilaan dan bajunya itu pernah dipake juga sama Puteri Indonesia," ucapnya.

Meski begitu, Cut menepisnya lewat potensi yang dimiliki, yakni tubuh tinggi.

"Kamu tinggi Cut, kamu tinggi," ucapnya menirukan kondisi saat itu.

Dibantu dengan heels belasan centimeter, dirinya merasa semakin percaya diri.

"This is me, and I am a queen," ucapnya.

Berkat kerja keras dan dukungan orang-orang terkasih, akhirnya Cut bisa melangkah maju hingga menggondol predikat Top 12 Puteri Kebudayaan Indonesia dan Best Traditional Costume.

Cinta Budaya

Menjadi seorang Puteri Kebudayaan Lampung 2020, Cut praktis dituntut memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait kebudayaan lokal.

Tak hanya yang sudah ada, melainkan perkembangan dan pengimplementasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

"Karena cakupan kebudayaan itu sangat luas," ucap dia.

Dirinya menjadi role model, menyeru pada masyarakat terkait kebudayaan.

"Kita ke sekolah, universitas, taman belajar, untuk menyampaikan itu," imbuhnya.

Fokus utama yang dibidik Cut adalah anak-anak di Provinsi Lampung.

Latar belakangnya sebagai fasilitator dan duta anak Lampung, membuat tujuan tersebut terasa semakin terarah.

Selama menjalankan tugas, Cut mendapati bahwa anak-anak saat ini kian meninggalkan kebudayaan lokal.

"7 dari 10 orang yang tinggalnya dekat situs budaya, masih banyak yang abai," ujarnya.

Di antara mereka bahkan tak mengetahui siapa Radin Inten selaku pahlawan daerah Lampung.

Cut mengungkapkan, hal ini terjadi tak terlepas dari mindset di masyarakat yang menganggap kebudayaan sebagai sesuatu yang sempit.

"Masih merasa tabu, kolot, dan berpikir kalau kebudayaan itu identik pada hal-hal zaman dulu," bebernya.

Duta Anak Nasional

Potret Puteri Kebudayaan Lampung 2020, Cut Trimaha Rany saat menjalankan kegiatan sosial. (Dokumentasi Cut Trimaha Rany)

Sejak 2013 silam, dara kelahiran Kalibalangan, 4 Agustus 2001 ini sudah terjun di gerakan peduli anak.

Ia didaulat sebagai duta anak di tingkat kabupaten, provinsi hingga akhirnya ke nasional.

Perjalanan tersebut bermula saat Cut mencoba bergabung ke organisasi forum anak ketika kelas 1 SMP.

Ia punya alasan kuat dibalik itu.

Dari usia 8 tahun, dirinya yang berasal dari keluarga broken home menyisakan luka mendalam.

"Ya anak usia segitu kan iri liat temen-temen lain sama orang tuanya," ucap dia.

Karena itu, ia bertekat agar anak-anak yang lain tidak mengalami perasaaan serupa.

"Aku nggak mau adik-adik ini ngerasain apa yang kurasain dulu," ucapnya.

Ia kemudian turun langsung ke masyarakat.

Menyambangi berbagai panti asuhan secara berkala, sampai ikut anak-anak lain memulung.

"Aku ingin tau gimana kehidupan mereka," ucapnya.

Cut menyadari, anak-anak tersebut memiliki keterbatasan dalam menyampaikan aspirasinya kepada para pemangku kebijakan.

Melalui dirinyalah, harapan tersebut dapat kembali terhubung.

"Aku sampaikan ke pemangku kebijakan, kalau kondisi anak-anak seperti ini," ucap dia.

Banyak pengalaman menarik yang ia dapatkan selama di sana.

Seperti ragam kasih sayang orang tua pada anaknya.

"Aku kira, namanya orang tua nggak akan tega liat anaknya susah, tapi ternyata aku liat ada yang nyuruh anaknya ngemis," ungkapnya.

Di momen tersebut pula, dirinya bahkan sempat dicubit oleh ibu-ibu.

"Itu karena kubilang, 'ibu aja yang cari duit'," ucapnya.

Pengalaman tak terlupakan lainnya adalah mendapat teror saat menemani temannya yang menjadi korban perkosaan.

Cut yang ketika itu mendampingi korban sampai tahap persidangan, selalu diganggu oleh pelaku.

"Si cowoknya itu sempat mau nyudut aku pake rokok, ban motor dikempesin, SMS teror juga," ucapnya.

Karena ancaman tersebut, Cut akhirnya dikawal selama seminggu penuh oleh aparat kepolisian.

Paham terjun ke lapangan banyak risiko yang mengintai, sang mama juga membekali Cut dengan nasihat-nasihat.

Mulai dari tidak diperkenankannya terbujuk oleh iming-iming orang lain, sampai pemahaman bagian tubuh yang dilarang disentuh.

Setelah menjabat selama beberapa tahun sebagai duta anak, Cut akhirnya naik tingkat sebagai fasilitator pada 2018.

Bedanya, jika duta anak menyuarakan aspirasi anak kepada pemerintah.

Sedangkan fasilitator menjadi penghubung di antara keduanya.

"Ini cuma dua tahun masa jabatan," imbuhnya.

Berpuisi

Potret kegiatan Puteri Kebudayaan Lampung 2020, Cut Trimaha Rany. (Dokumentasi Cut Trimaha Rany)

Siapa sangka, perempuan berdomisili Bandar Lampung ini amat menyenangi dunia sastra, yakni puisi.

Namun, dibandingkan membacanya, ia lebih memilih menciptakannya.

"Udah dari 2015 kemarin, karena aku sempat ikut FLS2N dan juara cipta puisi," ungkapnya.

Di antara sekian banyaknya tema, biasanya Cut concern pada bahasan ibu.

"Soalnya kalau lomba pake tema ibu biasanya menang," imbuh dia.

Ke depannya Cut tak berencana membuat buku puisi.

Melainkan novelnya garapannya sendiri.

Miss Polo

Masih ingin bergelut di dunia peagent, Cut mengaku tertarik mengikuti Miss Polo Internasional.

Alasannya, ia terinspirasi dari pemenang sebelumnya yang berasal dari Indonesia.

"Namanya Gendis Dewanti," ucapnya.

Ia berharap, dapat mengikuti ajang berbasis olahraga dan pendidikan tersebut pada usia 21 tahun.

"Masih ada waktu 2 tahun lagi untuk aku menambah pengetahuan-pengetahuan dan membentuk badan," pungkasnya.

Biodata:

1. Nama lengkap: Cut Trimaha Rany
2. Nama sapaan: Cut
3. TTL: Kalibalangan, 4 Agustus 2001
4. Nama orang tua: Hasanudin dan Zohriya
5. Domisili: Bandar Lampung
6. Riwayat pendidikan: Sedang menempuh S1 Jurusan Hukum, UIN RIL
7. Prestasi:
- Putri Kebudayaan Lampung 2020
- Top 12 Puteri Kebudayaan Indonesia 2021
- Best Traditional Costume
- Fasilitator Forum Anak Nasional
- YGAC ASEAN 2014
- Duta Anak Provinsi Lampung 2016
- Forum Anak Nasional 2016
- Juara 3 Cipta Puisi FLS2N Lampung Utara
- Juara 1 LKBB Puteri Tingkat SMA Lampung Utara 2016
- Agent of Informathic Change National 2016

(Tribunlampungwiki.com/Kiki Novilia)

Sumber: Tribun Lampung

Berita Populer