Iswadi Pratama, Maestro Sastra dan Teater Dari Lampung
Iswadi Pratama adalah seorang maestro sastra dan teater yang lahir dan menetap di Lampung.
Penulis: Kiki Novilia | Editor: Ami Heppy
TRIBUNLAMPUNGWIKI.COM, BANDAR LAMPUNG -Masyarakat Lampung patut berbangga hati.
Seorang maestro sastra dan teater bernama lengkap Iswadi Pratama lahir dan menetap di Lampung.
Iswadi Pratama tercatat telah menyutradarai puluhan karya teater dan pentas di hampir seluruh provinsi Indonesia serta di berbagai negara.
Bersama sang istri, Iswadi membina sebuah teater bernama Teater Satu.
Latar Belakang
Sosok bertalenta tersebut bernama lengkap Iswadi Pratama.
• Happy Camp Institute, Pelopor Pendidikan Karakter Lampung
• Sebarkan Semangat Berkarakter, Happy Camp Institute Menyasar Pelajar SMP

Iswadi Pratama lahir di Tanjung Karang, 8 April 1971.
Sulung dari tujuh bersaudara ini memiliki seorang istri yang juga seniman bernama Imas Sobariah dan anak yang bernama Rarai Masal Soca Wening Ati.
Kini Iswadi dan keluarganya menetap di Kemiling Permai, Bandar Lampung.
Pelukis
Dikenal sebagai maestro di dunia sastra dan teater, Iswadi juga menyukai cabang seni yang lain yakni melukis.

Iswadi mengaku menggeluti bidang tersebut sebelum terjun ke dua bidang yang membesarkan namanya tersebut.
Iswadi sudah bersentuhan dengan seni lukis sejak masih duduk di bangku SMP.
Kala itu, Iswadi juga hobi membaca buku-buku sastra yang akhirnya menumbuhkan minat baru untuk menulis.
Iswadi muda kemudian menulis puisi dan menjadikan seni lukis sebagai pengisi waktu senggang.
• Suguhkan Materi Jempolan, Happy Camp Institute Harap Mampu Bentuk Karakter Baik
• Berkarakter Bersama Happy Camp Institute
Jadi Tukang Bakso
Bermula dari kegemarannya membaca buku sastra ketika mengenyam pendidikan menengah atas, Iswadi akhirnya terjun ke dunia sastra.

Iswadi mulai menulis puisi dan didapuk untuk menjadi penulis skenario drama merangkap menjadi sutradara di tugas sekolah.
Ketika SMA pula, Iswadi bergabung dengan teater pertamanya di Teater Krakatoa, Lungsir.
Teater tersebut diketahui Iswadi dari teman-temannya yang sama-sama hobi menulis.
Saat itu Iswadi masih belum menjadi aktor dan masih ikut-ikutan melihat orang berlatih teater.
Selepas masuk kuliah di jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung (Unila), Iswadi mulai menggelutinya dengan lebih serius.
Selain Teater Krakatoa, Iswadi juga menjadi bergabung dengan wadah seni kampus yakni Badan Seni Mahasiswa Indonesia (BSMI).
Pertama pertama yang berkesan abgi Iswadi adalah saat dirinya memainkan Paimin, seorang tukang bakso yang suka bercerita dan mendongeng.
Kisahnya bermula ketika Paimin melakukan perjalanan menggunakan bus dan masuk ke hutan.
Dengan segala kepandaiannya mendongeng, Paimin diceritakan sebagai tokoh yang mampu menghipnotis para pendengarnya.
• Komunitas Jalan Inovasi Sosial (Janis)
Untuk bisa mendalami peran tersebut, Iswadi bahkan melakukan observasi dengan tukang bakso asli.
Dari peran tersebut, Iswadi kian jatuh cinta dengan dunia seni peran.
Iswadi bisa mengobservasi secara langsung, mengenal dan memahami kehidupan orang lain.
Kariernya di bidang tersebut juga selalu mendapat dukungan dari sang ibu.
Beruntung, Iswadi dibesarkan dalam keluarga yang cukup demokratis.
Selama bisa mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil, tak ada hambatan atau rintangan yang berarti.
Ketika ditanya tentang anggapan umum tentang kelanjutan hidup seorang seniman, Iswadi mengaku tak ambil pusing.
Yang paling penting bagi Iswadi adalah selalu membekali diri dengan ilmu dan keterampilan.
Iswadi memiliki prinsip bahwa pekerjaan yang dilakoni harus sesuai passion atau bidang yang telah diniatkan untuk ditekuni agar merasa bahagia ketika menjalaninya.
Uniknya, Iswadi tidak melanjutkan studinya di bidang seni, melainkan ilmu pemerintahan.
Kedua pilihan tersebut akhirnya sama-sama lulus, akan tetapi karena ayahnya meninggal dan rasa tak tega meninggalkan sang ibu sendirian, Iswadi kemudian memutuskan untuk kuliah di Lampung.
Selama menjalani perkuliahan, tak ada rasa menyesal dalam benak Iswadi.
Hal-hal sederhana tak tercatat sejarah
Dari sekian banyak karya yang dihasilkan, baik puisi, cerpen, dan teater, Iswadi punya gayanya sendiri.
Iswadi memiliki ciri khas yang memfokuskan pada segala hal yang sederhana dan tak tercatat oleh sejarah.

Iswadi sering mengangkat tema peristiwa-peristiwa menggetarkan yang dialami manusia.
Misalnya, seorang ibu yang ingin membelikan anaknya susu namun uangnya tidak cukup dan berbagai peristiwa lain yang berkaitan dengan human interest.
• Alasan Gadis Cantik Naura Farradiena Tetap Melajang
• Duta Kopi Lampung 2018 - Naura Farradiena
Sejak dahulu, Iswadi menulis dari dorongan dalam dirinya.
Sejak kuliah, Iswadi sudah berlatih menulis setiap hari.
Hal tersebut dilakukan Iswadi semata-mata untuk melatih keterampilan, kepekaan sosial dan tata bahasa.
Hasil karya yang demikian pun hanya berakhir di dirinya sendiri, tidak untuk dipublikasi.
Jurnalis
Iswadi juga tercatat sebagai seorang jurnalis.

Iswadi tercatat memegang jabatan penting di beberapa media, antara lain asisten redaktur seni budaya di surat kabar Lampung Post tahun 1996-1998, redaktur Sumatera Post (2003), editor majalah terbitan Jakarta Kata-Kita, dan redaktur tabloid Sapu Lidi di bawah naungan Komite Anti Korupsi (Koak).
Karier Iswadi di bidang jurnalistik bermula sejak duduk di bangku kuliah.
Kala itu, Iswadi sering mengirimkan esai budaya ke salah satu media ternama di Lampung hingga akhirnya direkrut menjadi reporter.
Seiring berjalannya waktu, karier Iswadi di media kemudian kian melonjak.
Iswadi pernha menjabat sebagai asisten redaktur hingga redaktur.
Di puncak kariernya tersebut, Iswadi dihadapkan dengan pilihan untuk melanjutkan kariernya sebagai jurnalis atau mengurus teater yang ia bina yakni Teater Satu.
Sebab, keduanya sama-sama memakan banyak waktu dan sulit untuk menjalankannya secara bersamaan.
Iswadi pun harus bolak-balik ke kantor dan teater hingga larut malam.
• Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung
• Gua dan Bungker Jepang di Bandar Lampung
Guru Para Artis
Selain membina Teater Satu, Iswadi juga aktif mengajar kelas akting milik Happy Salma Titimangsa Foundation sejak 2018 hingga sekarang.

Lokasinya yang berada di Jakarta membuat Iswadi kerap bolak-balik Lampung-Jakarta.
Iswadi berprinsip tidak akan hijrah meninggalkan Lampung seperti kebanyakan orang, melainkan membangun tanah kelahirannya.
Hal ini juga kemudian terwujud ketika Iswadi dengan tegas menolak permintaan banyak orang untuk membuka cabang Teater Satu di luar Lampung.
Tak hanya itu, sosok karismatik satu ini juga mengajar kelas akting private untuk aktor-aktor layar lebar.
Mulai dari Vino G. Bastian, Ine Febriyanti, Sherina Munaf dan lain-lain.
Riwayat Pendidikan:
1. SD, selesai tahun 1984
2. SLTP, selesai tahun 1987
3. SLTA, selesai tahun 1990
4. S1 Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP, Universitas Lampung, selesai tahun 1996.
Beberapa Karya:
1. Mimbar Penyair Abad 21, Dewan Kesenian Jakarta (1996)
2. Hijau Kelon dan Puisi-Puisi Pilihan Kompas, Editor Sutardji Colzoum Bachri (2000)
3. Gerimis dalam Lain Versi, Penerbit Dewan Kesenian Lampung (2006)
4. Gema Secuil Batu, Penerbit Akar (2007)
5. Lima Pusaran, Antologi Bersama dalam Festival Seni Surabaya (2007)
6. Word Storm Festival, Darwin, Australia (2008)
7. Asia Literary (2008)
8. Puisi Terbaik Kompas (2008)
9. Teater Asyik, Asyik Teater, Penerbit Teater Satu dan Hivos Belanda (2009)
10. Kumpulan Essay dan Kolom Budaya dan Politik "Komedi Hitam Para Raja", Penerbit Koran Lampung (2009)
11. Mensyarah Stanislavski, Penerbit Dewan Kesenian Lampung (2013)
12. Tak Ada Tata Bahasa Untuk Cinta, Penerbit Teater Satu (2014)
13. Harakah Haru, Antologi Puisi, Penerbit Cendikia Bandung (2015).
Beberapa Prestasi:
- Terpilih menjadi peserta dalam The Rolex Mentor and Art Initiatif dari Swiss dengan mentor Julie Taymor sutradara Lion King dan peraih Oscar untuk film Frida Kahlo
- Dua karya penyutradaraannya; Monolog Perempuan di Titik Nol karya Nawal el Saadawi dan The Burried Child karya Sam Shepard dinobatkan sebagai Teater Terbaik Indonesia versi Majalah Tempo tahun 2008 dan 2013
- Terpilih sebagai sutradara dalam Asian Director Festival di Toyama, Jepang tahun 2016
- Narasumber dalam festival sastra nasional dan internasional
- Kurator dalam Ubud Writer and Reader's Festival tahun 2017
- Sutradara dalam Lakon Amangkurat karya Goenawan Mohammad tahun 2016 di Jakarta dan 2017 di Malaysia
- Sutradara karya kolaborasi Indonesia-Australia The Age of Bones karya Sandra Thibodeux dan dipentaskan di Lampung, Bandung, Tasikmalaya, Darwin, Sydney, Canberra, Melbourne sebanyak 35 kali pementasan. Pementasan ini juga masuk nominasi Penghargaan Internasional Green Awards di Melbourne tahun 2018
- Sutradara monolog musikal dengan pelakon Tri Utamie di Jakarta dan Surakarta tahun 2019
- Sutradara lakon Amir Hamzah dengan aktor Teater Satu dan dua aktor peraih piala citra; Prisia Nasution dan Lukman Sardi di Jakarta tahun 2018
- Sutradara dalam delapan pertunjukan untuk kelas acting Titi Mangsa 2019; End Game karya Samuel Beckett, Sahabat Terbaik karya James Senders, Penagih Hutang karya Anton Chekov, Pencuri Berbudi Luhur karya Dario Fo, Monolog Nala dan Monolog Perempuan Pemalu karya Iswadi Pratama, Monolog Orion karya Iswadi Pratama. Pertunjukan tersebut dipentaskan di Jakarta dan Lampung tahun 2019.
(Tribunlampungwiki.com/Kiki Novilia)
Sumber: Tribun Lampung
Profil Jane Callista, Penyanyi Muda Indonesia |
![]() |
---|
Biodata Frederika Alexis Cull, Pemenang Puteri Indonesia 2019 |
![]() |
---|
Biodata Anya Geraldine, Aktris Cantik Berkebangsaan Indonesia |
![]() |
---|
Biodata Arnold Leonard, Aktor Asal Lampung yang Awali Karier sebagai Model |
![]() |
---|
Profil Merdianti Octavia, Model yang Awali Karier dari Ajang Pemilihan Gadis Sampul 2010 |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!