Bangker dan Goa Jepang di Kelurahan Gotong Royong Bandar Lampung Jadi Sarang Ular

Di dalam bangker dan goa Jepang di Kelurahan Gotong Royong Bandar Lampung ternyata banyak ular.

Penulis: Kiki Novilia | Editor: Adya Rosyada Yonas
Tribunlampung.co.id/Kiki Novilia
Kondisi bungker Jepang di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, Kamis (19/12/2019). 

TRIBUNLAMPUNGWIKI.COM, BANDAR LAMPUNG - Berusia hampir satu abad, bangunan-bangunan peninggalan Jepang di kelurahan Gotong Royong tampak masih kokoh.

Dibuat dari beton tempo dulu, kerangkanya masih kuat dan tidak banyak perubahan berarti selain dari ulah manusia.

Sedikitnya diketahui ada lima buah bungker yang ada di kelurahan Gotong Royong Bandar Lampung.

Ada yang terletak di area SMAN 2 Bandar Lampung, di depan SMPN 25, di depan dan belakang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung.

"Kita juga nggak tahu pasti tahun kapan dibangunnya, tapi yang pasti udah ada sejak zaman Jepang," kata salah satu tetua setempat sekaligus mantan ketua RT Burhanuddin Adam (64).

Bungker tersebut terbuat dari beton dan dahulu digunakan para tentara Jepang untuk berlindung dari serangan musuh.

"Bentuknya persegi dan ada yang besar dan kecil," ujarnya.

Salah satu tetua dan mantan ketua RT di Kelurahan Gotong Royong menyambangi salah satu bungker, Kamis (19/12/2019).
Salah satu tetua dan mantan ketua RT di Kelurahan Gotong Royong menyambangi salah satu bungker, Kamis (19/12/2019). (Tribunlampung.co.id/Kiki Novilia)

Ia mengatakan, bungker yang besar ukurannya sekitar 4 x 4, sedangkan yang kecil hanya 3 x 4.

Bangunannya yang timbul di atas tanah, membuatnya mudah diidentifikasi oleh warga sekitar.

Mereka tidak perlu melakukan penggalian untuk menemukan bungker tersebut.

Berdasarkan pernyataan Burhannudin, beberapa bungker kini dialihfungsikan sebagai septic tank, tempat pembuangan sampah dan sebagian lagi dicor dengan semen hingga tidak dapat dimasuki kembali.

"Ada sih yang bisa di masukkin, di belakang dinas pendidikan, tapi itu semak-semak tinggi, takut jadi sarang ular," ujarnya.

Tepat di samping bungker yang ada di depan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bandar Lampung, terdapat sebuah peninggalan Jepang lainnya yakni goa.

Jika dilihat dari jauh, mulut goa tersebut memang sudah tidak dapat dikenali.

Permukaannya rata dengan tanah dan di atasnya dijadikan warung oleh warga setempat.

Saksi sejarah yang masih hidup Burhanuddin mengatakan, goa tersebut juga digunakan sebagai berlindung tentara Jepang.

Sedangkan setelah zaman kemerdekaan hingga sekitar tahun 1980an masih digunakan sebagai tempat bermain anak-anak.

"Namanya anak-anak, jadi penasaran gimana kondisi di dalam goa," katanya.

Kondisi bungker Jepang di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, Kamis (19/12/2019).
Kondisi bungker Jepang di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, Kamis (19/12/2019). (Tribunlampung.co.id/Kiki Novilia)

Berbekal tekat dan rasa penasaran tersebut, Burhanuddin kecil bersama teman-temannya akhirnya masuk ke dalam goa.

Sepanjang perjalanan, Burhanuddin mengaku nafasnya sesak karena kondisi di dalam goa yang pengap dan minim oksigen.

Sumber: Tribun Lampung
Ikuti kami di
41 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved