Sejarah Rambu Laut, Saksi Bisu Meletusnya Gunung Krakatau 1883
Rambu laut digunakan sebagai alat yang membantu mengatur lalu lintas perjalanan di laut yang dipasang di perairan daerah Teluk Betung.
Penulis: resky merta rega saputri
Editor: hanif mustafa
TRIBUNLAMPUNGWIKI.COM, BANDAR LAMPUNG - Mengetahui sejarah Rambu Laut yang digunakan sebagai rambu lintas perjalananlaut pada tahun 1883.
Rambu laut digunakan sebagai alat yang membantu mengatur lalu lintas perjalanan di laut.
Rambut laut dahulunya dipasang di perairan daerah Teluk Betung.
Kemudia Rambu laut itu terlempar sampai jauh ke daratan pada tahun 1883 saat gunung krakatau meletus.
Diketahui gunung tersebut menimbulkan tsunami setinggi 40 meter.
Baca juga: Bola Besi Pembuka Lahan Transmigrasi di Lampung
Kurator Museum Lampung Pak I Made Giri Gunadi mengatakan bahwa Rambu Laut merupakan salah satu saksi sejarah letusan krakatau yang terjadi pada tahun 1883.
"Saat letusan gunung krakatau yang dimana menyebabkan tsunami setinggi 40meter dan menelan korban 36rb jiwa, nah saat itu rambu laut ini terpental hingga kedaratan," kata Made Giri, kepada Tribunlampungwiki.com, Selasa, 11 Januari 2022.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini Rambu laut ada 2 yaitu di Taman Dipangga dan Museum Lampung.
Sejarah Monumen Krakatau
Diketahui dalam sejarah, pada 1883 Gunung Krakatau meletus dan mengakibatkan gempa serta tsunami yang memakan korban hingga 36.000 jiwa.
Sekitar 12.000 masyarakat Lampung kala itu menjadi korban, selebihnya korban juga berjatuhan di Banten.
Dahsyatnya lagi, letusan Gunung Krakatau mampu mengubah iklim dunia.
Baca juga: Mengenal Bola Besi Koleksi Museum Lampung, Tonggak Sejarah Transmigrasi di Bumi Ruwa Jurai
Semburan vulkaniknya bahkan sampai menjangkau negara-negara di benua Amerika dan Afrika.
Untuk mengenang kedahsyatan bencana alam tersebut, dibangunlah suatu tugu yang diberi nama Monumen Krakatau.
Peninggalan akibat letusan tersebut, juga dapat dilihat di museum Lampung, Taman Dipangga dan di parkiran kompleks perkantoran Pemkot Lampung.
Monumen Krakatau juga dilengkapi berbagai relief yang menggambarkan kehidupan masyarakat Lampung sebelum dan pasca-letusan Gunung Krakatau.
( Tribunlampungwiki / Resky Mertarega Saputri )
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!